Navigation Menu

Monday 7 March 2016

Salam untuk Bidadari ku di Surga



Malam semuanya.. gue balik lagi nih pengen nulis sedikit aja tentang apa yang pengen gue tulis aja malem ini. Seperti biasa deh dimalam yang agak sepi dan sunyi ini gue mulai menuangkan sedikit tulisan yang mungkin buat kalian ngga berarti apa-apa ya. Terserah juga sih kalian mau baca tulisan ini sampe abis atau ngga. Yang jelas gue pengen cerita aja. Oke langsung aja ya gue mulai ceritanya.

Kalian tau ngga yang gue maksud Bidadari di judul postingan itu siapa? mungkin dari cover photo dari postingan ini kalian udah bisa nebak ya? yap she is my angel. Kenapa gue nulis postingan ini? Karena gue cuma pengen numpahin rasa kangen gue yang mulai ngga kebendung ini sama nyokap gue.

Bersyukurlah buat kalian yang masih memiliki ibu ya. Seseorang yang tentunya membuat rumah  kalian terasa bagaikan di surga, kasih sayangnya yang membuat kalian merasa nyaman dan tenang berada di sampingnya. Sosok yang ngga pernah letih buat memberi kalian dukungan, dan semangat. Apapun akan dia lakukan demi kebahagiaan kalian meskipun harus menempuh jalan yang berat untuk dilalui. Ngga ada yang mustahil bagi dia untuk ngebahagiain buah hatinya yang sangat dicintainya.

Kalian tau ngga perjuangannya  tuh seberat apa mengandung selama 9 bulan ? Kalian tau rasa sakitnya melahirkan? Dan kalian tau seperti apakah capeknya menimang bayi ketika tiap malam menangis meminta susu? Dan juga apakah kalian tau perjuangannya membesarkan kita hingga seperti sekarang? Jadi janganlah kalian sampai tega membiarkan bidadari kalian itu tersakiti. Jagalah ia dengan penuh kasih sayang yang tulus.

Gue cuma pengen kalian bener-bener ngejaganya sampai nafas terakhirnya kelak. Bersyukurlah kalian yang sering menghabiskan waktu bersamanya setiap saat untuk membahagiakannya di setiap moment yang tentunya sangat berharga itu. Bersyukurlah kalian yang setiap pagi masih bisa memandangi wajah penuh kasih sayangnya dan menyapa kalian atau bahkan membantu kalian untuk menyiapkan segala keperluan kalian sebelum beraktifitas setiap hari.

Kalian tau ngga rasanya kehilangan bidadari itu seperti apa? Mungkin gue bisa mengibaratkannya tuh seperti bumi yang kehilangan matahari yang menyinarinya. Begitulah gue ketika sosok yang bener-bener gue sayang itu pergi untuk selama-lamanya dari dunia ini. Ngga ada kata yang bisa gue ungkapin saat itu, cuma sesak di dada dan rasa kehilangan sedalam-dalamnya yang ga bisa gue jelasin rasanya seperti apa. Yang terbayang di pikiran gue saat itu adalah rintihan sesak di dada 2 hari sebelum ia pergi untuk selamanya. Yang gue pikir dia masih kuat dan merasa baikan saat itu setelah gue pijetin dan gue sediain air teh hangat dan gue balurin minyak kayu putih di badannya.

Memang ketika itu dia sudah merasa baikan. Lalu 2 hari kemudian beliau pun checkup mingguan seperti minggu-minggu biasanya beliau checkup di rumah sakit. Saat itu beliau memang dalam keadaan baik-baik saja dan tidak mengeluh apapun. Saat itu gue sedang belajar mempersiapkan ujian tengah semester yang harus gue hadepin di keesokan hari untuk kuliah gue, jadi gue gabisa ikut nganterin beliau untuk checkup kerumah sakit. Gue masih inget wajah beliau sebelum berangkat checkup memang begitu pucat namun terlihat bahagia seakan-akan menandakan beliau sudah sembuh dan tidak memiliki penyakit diabetes dan pembengkakkan saluran pernapasan yang saat itu di idapnya.

Akhirnya beliau berangkat checkup di antarkan sama kakak gue yang kala itu sudah pulang dari tempat kerjanya. Gue cuma bisa nunggu kabar beliau dari rumah dan berharap kabar baik datang dari mulut kakak gue yang mengantarkan beliau checkup kala itu. Namun ketika gue sedang belajar saat itu, ntah firasat apa yang tiba-tiba menghampiri gue saat itu, hingga gue tiba-tiba ngeluarin air mata dan teringat wajah beliau yang selalu sabar ketika ngadepin gue yang selalu penuh dengan rasa egois untuk mendapatkan apa kemauan gue. Disitu gue bener-bener nangis kejer tiba-tiba aja, mungkin disitulah terjadi kontak batin yang luar biasa dari ikatan yang terjadi antara anak dan ibunya ya. Lalu ngga lama setelah itu, kakak gue nelfon gue dengan suara yang bercampur dengan tangisan dan mengatakan kalau "Mama" (panggilan gue terhadap ibu gue) pergi untuk selama-lamanya. Seketika itu juga gue bener-bener shock berat seakan-akan ga percaya kalo Mama emang bener-bener pergi untuk selama-lamanya. Badan gue mulai terasa lemes, dan gue ngerasa kalo gue kehilangan separuh jiwa dari hidup gue. Lalu kemudian gue nyusulin kakak gue kerumah sakit, dan gue segera beranjak ke ruangan dimana gue ngeliat wajah nyokap yang kala itu udah terbujur kaku tak berdaya dengan ekspresi wajah yang menggambarkan kalo dia udah tenang dan bahagia di alam sana.

Di saat itu pula, gue ngerasa rugi yang ngga akan pernah bisa gue ganti sampai kapanpun. Karena gue belum sempat meminta maaf yang terakhir kalinya terhadap beliau yang begitu sering tersakiti oleh sikap gue yang bodoh ini. Gue pun belum sempet bahagiain dia banyak dengan hasil kerja keras gue selama ini. Setelah itu gue mulai mengantarkannya pulang untuk di semayamkan sementara di rumah untuk dibacakan ayat-ayat suci , alu kemudia di mandikan dan terakhir di antarkan ke peristirahatan terakhirnya.

Yang paling buat gue ga bisa lupa adalah ketika mengantarkannya ke tempat peristirahatan terakhirnya. Dan melihat wajahnya untuk terakhir kalinya disana. Gue pun ngga kuat, dan akhirnya pingsan karena gue masih ngerasain rasa kehilangan yang begitu mendalam atas sosok bidadari gue tercinta itu.

Sekarang udah sekitar 2 tahunan dia telah pergi dan beristirahat dengan tenang disurga. Dan sampai sekarang rasa yang gue rasain ketika gue mengingat wajahnya itu ngga pernah berubah, hidup gue masih terasa hampa seakan ngga ada matahari yang menyinari hidup gue sehari-hari lagi. Gue cuma bisa nampung rasa kangen yang begitu dalam, gue cuma bisa mendoakannya disetiap waktu setelah gue selesai solat, dan gue cuma bisa menatapi pemakamannya ketika gue melayat untuk membacakan doa dan membersihkan pemakamannya. Cuma itu bales budi yang bisa gue lakuin, satu pinta gue yang selalu gue ucapin di dalem doa itu adalah gue berharap suatu saat kelak gue pengen Allah mempertemukan gue dengannya di surga nanti dan bisa berkumpul bareng-bareng lagi. Adi kangen banget sama mamah :') . Semoga mamah tenang dan bahagia ya disana, adi akan selalu mendoakan mamah dari sini, dan adi akan terus berjuang mah buat mamah bahagia disana. Jangan pernah lupa sama adi ya mah. Adi sayang banget sama mamah :'). Love you so much and forever my angel :'*

Kira-kira cuma itu yang bisa gue sampein malem ini, rasa kangen yang begitu mendalam terhadap seseorang yang tentunya sangat berarti di hidup gue dan ngga akan tergantikan. Semoga kalian yang membaca tulisan ini bisa menghargai dan menyayangi orang tua kalian ya terutama ibu kalian. Sebenci apapun kalian, kalian harus tau perjuangan dan kasih sayang dia itu ngga akan pernah tergantikan dengan apapun di dunia ini, sekalipun itu tumpukan uang setinggi gunung dan seluas lautan. Terima kasih ya yang udah berkunjung dan mau membaca tulisan ini. Sampai bertemu di postingan selanjutnya ya.

No comments:

Post a Comment

Budayakan untuk meninggalkan komentar setelah membaca .

Etika dalam berkomentar :
dilarang menggunakan kata kata kasar dan kotor, dan harus menggunakan kata-kata yang sopan